Anak Ikut Les
Perlu atau Tidak ?
Diakui atau tidak, sekarang ini tidak sedikit orangtua berpandangan bahwa kebutuhan pendidikan anak tidak cukup hanya dipenuhi dari bangku sekolahan saja. Anak dianggap perlu pula mendapatkan pendidikan ekstra. Pendidikan ekstra yang dimaksudkan adalah pendidikan yang di luar jam sekolah.
Secara garis besar, pendidikan ekstra ini dapat dibagi menjadi pendidikan ekstra akademik dan pendidikan ekstra non -akademik. Pendidikan ekstra akademik, tentu saja terkait dengan pendidikan sejumlah mata pelajaran yang umumnya merupakan mata pelajaran yang didapat anak di sekolah. Sedangkan pendidikan ekstra non-akademik merupakan pendidikan yang berhubungan dengan pengembangan minat dan bakat anak.
Salah satu upaya orangtua agar anaknya mendapatkan pendidikan ekstra ini adalah dengan cara memasukkan anaknya ke tempat les. Di tempat les inilah anak mendapatkan pendidikan tambahan atau pendidikan ekstra. Pelajaran tambahan yang diberikan tergantung kebutuhan anak tersebut. Persoalannya sekarang, perlukah anak diikutsertakan dalam berbagai kegiatan les, yang menyita waktu anak? Atau justru tidak perlu sama sekali?.
Jawaban yang paling pasti untuk pertanyaan ini tentunya hanya ada di benak Anda sebagai orangtua. Idealnya, sangat mengerti dan memahami betul kondisi anaknya.
Jika para orangtua mengetahui benar manfaat yang dapat diperoleh dari les yang
diikuti oleh anak, maka tidak ada salahnya untuk memasukkan anak ke tempat les. Namun tunggu dulu. Bagaimana dengan anaknya itu sendiri? Apakah anak merasa senang serta nyaman untuk mengikuti les?. Apakah anak tidak terpaksa mengikutinya?.
Ada orangtua yang memaksa memasukkan anaknya ke tempat les Matematika. Padahal, anak sama sekali tidak berminat untuk ikut les Matematika. Anak akhirnya terpaksa saja mengikuti kemauan orangtua. Hasilnya anak “Mogok Belajar” di tempat les.
Hal lain yang tidak kalah penting yang orangtua harus pertimbangkan adalah mengenai waktu yang dimiliki anak. Belajar memang perlu. Namun, istirahat dan bermain juga perlu, bukan?. Jika anak pulang sekolah kemudian langsung sibuk dengan mengikuti berbagai kegiatan les, apakah ini tidak akan ada dampaknya bagi kondisi fisik maupun psikis anak? mengingat jatah istirahat dan bermainnya menjadi berkurang, bahkan mungkin tidak ada sama sekali.
Prof. Dr. Annah Suhaenah, guru besar Universitas Negeri Jakarta (di Harian Kompas) beberapa waktu yang lalu mengingatkan, “Jika pada tahun-tahun awal belajar di Sekolah Dasar anak sudah dibebani dengan berbagai les, hal ini juga bisa berarti merampas hak anak-anak untuk belajar dengan rasa senang”. Sesuai dengan motto Palm Kids Primary School yaitu “We make learning fun”.
Janganlah orangtua menghilangkan kesempatan anak-anaknya sendiri untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Mereka masih membutuhkan waktu untuk bermain dan belajar dalam suasana yang menyenangkan hatinya.
Sementara Gerda K. Wanei, Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, juga menyatakan, “Tempat les akan sangat positif manfaatnya bila memang anak mempunyai potensi (bakat) atau jika memang ada kebutuhan pada anak. Anak yang memang punya potensi bermusik, akan semakin terasah keterampilannya dengan mengikuti kursus musik”.
Sebaliknya, menurut Gerda, “Hasil negatif akan didapatkan bila anak mengikuti les yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau bakatnya”. Untuk menghindari hal itu, orangtua harus memilih lebih dalam apa yang menjadi kebutuhan sebenarnya dari anak dan kemudian mencarikan tempat les yang benar-benar sesuai.
Semoga Tulisan ini Bermanfaat Bagi Orangtua Siswa
Regard,
Ir. Willius Ruslim
Masukan dan saran anda sangat kami hargai untuk membantu meningkatkan kualitas layanan kami, silakan sampaikan masukan dan saran anda melalui email ke : palmkidsllg.primary@yahoo.com
We really appreciate any feedback to help us improving our services, please send your feedback email to : palmkidsllg.primary@yahoo.com